"Berdasarkan survei dari tahun 2009-2012, biasanya obat-obat yang paling sering dipalsukan adalah obat-obatan lifestyle," jelas Dra Endang Woro T, MSc, Direktur Pelayanan Obat dan Produk Biologi BPOM, dalam acara temu media 'Kebijakan Penyediaan Obat Nasional dan Pengawasan Serta Pengendalian Obat Peredaran Obat Palsu' di Gedung Kemenkes, Kuningan Jakarta, Jumat (20/4/2012).
Endang menjelaskan, berikut beberapa obat yang paling sering dipalsukan di Indonesia, yaitu:
- Obat untuk disfungsi ereksi seperti Viagra, Levitra, Cialis.
- Obat anti kolesterol
- Obat analgesik seperti Ponstan
- Obat inhaler untuk asma
- Obat untuk obesitas atau pelangsing
"Untuk membedakan mana yang palsu dan asli secara awam memang susah. Kita harus membandingkan antara yang asli dulu baru ketahuan, tapi kalau secara fisik melihat yang palsu saja susah," lanjut Endang.
Untuk itu, satu-satunya jalan agar terhindar dari obat palsu adalah membeli obat di sarana legal seperti apotik dan toko obat terpercaya. Jika ingin membeli obat bebas atau bebas terbatas periksa kembali nomor registrasi serta kemasannya ada yang bocor atau tidak.
Selain itu kalau ada sisa obat sebaiknya dibuka lalu isinya dihancurkan atau dilarutkan agar obat tersebut tidak bisa dijual lagi.
Bentuk, warna dan kemasan obat palsu biasanya sangat mirip dengan obat asli. Agar tidak salah beli ada beberapa hal yang bisa dilakukan masyarakat, yaitu:
- Periksa kemasan obat dengan teliti, apakah masih tersegel dengan baik atau tidak.
- Periksalah label obat, nama obat, nama produsen dan tanggal kadaluarsa.
- Sampaikan pada dokter jika tidak ada kemajuan setelah minum obat.
- Tebuslah obat resep di apotik agar terjamin keasliannya, dan jangan di toko-toko obat sembarangan
sumber: health.detik.com
0 comments :
Post a Comment